CW'ini bernama SRY REVANSTA GEOL GEOL MOHAMMAD itu lah nama samarannya nama aslinya masih di rahasiakan kepada PUBLIK
Ini lah sala satu gambar yang di temukan oleh sala satu REPORTER TV...
yang bernama DICKY EFFENDI CULLEN BIEBER WILLIAM
yang pada saat itu membawakan acara TV yang di siarkan langsung
Dari:Jawa,Sebelah Tenggara
Pukul:25:80
Hari:Saming (Sabtu Minggu)
Tanggal:32-13-1111
wanita ini berpakaian putih,mengapa di gambar sini kelihatan BIRU?
Karena kamera yang kami gunakan saat itu masih kurang canggih buatan
Australia,Opera House tahun 1SM...
Perempuan,ini pada awalnya seorang perempuan yang normal tetapi sayangnya dia sangat DEPRESI berat,karena wanita ini mengalami patah hati sama pacarnya
lalu dia membalas dendam kepada seorang PEREMPUAN
Sekian berita dari kami siaran ini di nonton oleh para ALIEN
dan para PREDATOR di siarkan langsung dari PLANET MARS sebelah TIMUR BARAT TENGGARA......RCSTV
Dicky Everest
Rabu, 23 Maret 2011
Minggu, 28 November 2010
KISAH JUSTIN BIEBER
Dan salah satu penggemar Justin dari Ottawa rupanya berhasil menjadi gadis yang beruntung itu. Bintang pop sensasional itu mengajak Sara Hemens untuk naik ke panggung di konser yang digelar di Scotiabank minggu lalu dan memberi Sara sebuah buket bunga mawar.
Sara sendiri adalah murid kelas 11 Mother Theresa Catholic Secondary School di Barrhaven. Dan hari itu adalah hari yang paling indah baginya.
Selepas konser, Sara pun pulang ke rumah dan kemudian dia tidur dengan bunga mawar yang diberikan Justin padanya itu. Helen Hemens, sang ibu, berkata, "Dia pulang masih dengan terus menjerit-jerit. Aku bilang padanya, mimpimu sudah terpenuhi."
Jumat, 26 November 2010
Sejarah Hidup Nabi Mohammad
Kamis, 25 November 2010
Pegunungan MOUNT EVEREST
Jul 29, 2008 at 07:00 AM
GUNUNG apa yang tertinggi di dunia? Mount Everest di Pegunungan Himalaya , Tibet? Berapa ketinggiannya? 8.850 mdpl, (nah apa maksud mdpl?, silakan baca disini). Tapi ada juga yang bilang gunung di Hawaii lah yang tertinggi, atau bahkan sebuah kelompok pegunungan di Equador, Amerika Latin sebagai gunung tertinggi. Yang benar yang mana nih?
Tertinggi disini ternyata memiliki berbagai versi, tergantung dari “titik” mana pengukuran dimulai? Apakah dari permukaan laut? , dari ”kaki” gunung yang mungkin berada di bawah lautan? Atau dari ”pusat bumi”?
Jika diukur dari permukaan laut, Mount Everest yang memiliki ketinggian 8.850 m tentu unggul dibandingkan dengan gunung-gunung lain, seperti Gunung Mauna Loa di Hawaii ( 4.169 m) dan juga Gunung Chimborazo di Equador (6.268 m). Eh iya, khusus Mount Everest, gunung ini masih ”tumbuh” terus menerus, paling banyak 1 cm tiap tahunnya, hal ini karena ”desakan” lempeng bumi India kepada lempeng Asia.
Sementara jika ”ketinggian” diukur dari dasar ”kaki” gunung, maka Gunung Mauna Loa lah yang menang.
Akibat dari perputaran bumi, bentuk bumi kita tidaklah bulat seperti bola, namun ”agak menonjol keluar” di bagian khatulistiwa (disebut juga ellipsoid), seolah pada bagian itulah semua partikel bumi “terlempar” keluar. Jika kamu ukur garis tengah “lingkaran” yang menghubungkan kutub utara dan selatan, lalu dibandingan dengan garis tengah “sabuk” khatulistiwa, maka garis tengah alias diameter pada “lintang” khatulistiwa lebih besar 21 km dibandingkan diameter lingkaran “bujur” tersebut.
Dan itu berarti jika kamu tarik garis dari “pusat” bola bumi kamu ke “permukaan” bumi di garis khatulistiwa, tentu akan lebih panjang dibandingkan garis yang kamu tarik sama-sama dari “pusat” bola bumi ke arah permukaan bumi lainnya (misalnya di kutub utara). Dan itu berarti pula, bahwa kamu yang berada di “permukaan” disekitar garis khatulistiwa, tentu lebih ”menjulang” daripada tempat lain di muka bumi.
Kembali ke persoalan gunung tertinggi dunia, Mount Everest berada di “belahan” utara bumi (yaitu pada 270 59’ Lintang Utara) sementara gunung Chimborazo, berada sedikit di sebelah selatan sekitar “tonjolan” di khatulistiwa ( yaitu pada 010 28’ Lintang Selatan). Apa garis lintang itu, baca disini.
Nah dengan situasi demikian, tentu gunung Chimborazo lebih “menjulang” jika dihitung dari pusat bumi dibandingkan dengan Mount Everest. Puncak Gunung Chimborazo terletak lebih “tinggi” 2.150 m dari puncak Mount Everest, yang menyebabkan kamu yang berada di puncak Chimborazo lebih dekat untuk “menggapai bulan”.
Nah bagi kamu yang bercita-cita menjadi petualang, gunung tertinggi mana yang hendak kamu daki?
GUNUNG apa yang tertinggi di dunia? Mount Everest di Pegunungan Himalaya , Tibet? Berapa ketinggiannya? 8.850 mdpl, (nah apa maksud mdpl?, silakan baca disini). Tapi ada juga yang bilang gunung di Hawaii lah yang tertinggi, atau bahkan sebuah kelompok pegunungan di Equador, Amerika Latin sebagai gunung tertinggi. Yang benar yang mana nih?Tertinggi disini ternyata memiliki berbagai versi, tergantung dari “titik” mana pengukuran dimulai? Apakah dari permukaan laut? , dari ”kaki” gunung yang mungkin berada di bawah lautan? Atau dari ”pusat bumi”?
Jika diukur dari permukaan laut, Mount Everest yang memiliki ketinggian 8.850 m tentu unggul dibandingkan dengan gunung-gunung lain, seperti Gunung Mauna Loa di Hawaii ( 4.169 m) dan juga Gunung Chimborazo di Equador (6.268 m). Eh iya, khusus Mount Everest, gunung ini masih ”tumbuh” terus menerus, paling banyak 1 cm tiap tahunnya, hal ini karena ”desakan” lempeng bumi India kepada lempeng Asia.Sementara jika ”ketinggian” diukur dari dasar ”kaki” gunung, maka Gunung Mauna Loa lah yang menang.
Akibat dari perputaran bumi, bentuk bumi kita tidaklah bulat seperti bola, namun ”agak menonjol keluar” di bagian khatulistiwa (disebut juga ellipsoid), seolah pada bagian itulah semua partikel bumi “terlempar” keluar. Jika kamu ukur garis tengah “lingkaran” yang menghubungkan kutub utara dan selatan, lalu dibandingan dengan garis tengah “sabuk” khatulistiwa, maka garis tengah alias diameter pada “lintang” khatulistiwa lebih besar 21 km dibandingkan diameter lingkaran “bujur” tersebut.
Dan itu berarti jika kamu tarik garis dari “pusat” bola bumi kamu ke “permukaan” bumi di garis khatulistiwa, tentu akan lebih panjang dibandingkan garis yang kamu tarik sama-sama dari “pusat” bola bumi ke arah permukaan bumi lainnya (misalnya di kutub utara). Dan itu berarti pula, bahwa kamu yang berada di “permukaan” disekitar garis khatulistiwa, tentu lebih ”menjulang” daripada tempat lain di muka bumi.
Kembali ke persoalan gunung tertinggi dunia, Mount Everest berada di “belahan” utara bumi (yaitu pada 270 59’ Lintang Utara) sementara gunung Chimborazo, berada sedikit di sebelah selatan sekitar “tonjolan” di khatulistiwa ( yaitu pada 010 28’ Lintang Selatan). Apa garis lintang itu, baca disini.Nah dengan situasi demikian, tentu gunung Chimborazo lebih “menjulang” jika dihitung dari pusat bumi dibandingkan dengan Mount Everest. Puncak Gunung Chimborazo terletak lebih “tinggi” 2.150 m dari puncak Mount Everest, yang menyebabkan kamu yang berada di puncak Chimborazo lebih dekat untuk “menggapai bulan”.
Nah bagi kamu yang bercita-cita menjadi petualang, gunung tertinggi mana yang hendak kamu daki?
Sang Pendaki Gunung Himalaya
inilah salasatu gambar yang telah mendaki beberapa pegunungan tertinggi di dunia sala satunya pegunungan (himalaya)yang ketinggiannya mencapi beribu-ribu KM,dari atas permukaan laut,pada saat itu minggu 14 februari kami bersama tim telah mencapi pos ke 2 yang tingginya kira-kira 2800 KM,diatas permukaan laut dan udara di sana semakin menipis beberapa kali saya pingsan tetapi saya tidak akan menyerah demi indonesia.Inilah sala satu perjuangan kami demi bangsa indonesia pada saat kita telah mencapi pos ke tiga 3200 dia atas permukaan laut,ada beberapa teman saya yang telah menerbitkan bendera di atas pegunungan himalaya,pada pukul 03-05 kami melanjutkan perjalan dan kita hampir sampai di puncak himalaya dan pada jam 22-00 kami telah mencapai puncak himalaya,akhirnya pada saat itu pun kami bersiap untuk mendirikan bendera indonesia di puncak himalaya.Nggak nyangka ya kita telah mencapi pegunungan himalaya.......dan pada pukul 04-00 kami bersiap untuk turun tetapi kami tidak turun dengan kaki kita yang sudah lelah,tapi kami turun menggunakan kereta salju....huuuuuuuuffffffffffffff...................................................................kami sangat senang dengan pendakian kami di pegunungan himalaya,selanjutnya kami akan pergi ke puncak tertinggi di dunia yaitu gunung MOUNT EVEREST
Telah Di Temukan Potongan Jejak Primata
Para ahli terus berusaha menyingkap misteri tentang kehidupan masa lampau. Dengan ditemukannya puluhan fosil yang menambah kaya pengetahuan manusia. Belakangan sebuah fosil berusia 47 juta tahun yang lalu, Ida, menjadi pembicaraan di seluruh dunia. Ida disebut-sebut sebagai salah satu fosil penting yang ikut mengisi cerita panjang evolusi primata, apalagi ketika dikaitkan dengan asal-usul manusia.
Darwin tidak menyebutkan secara terang-terangan evolusi manusia dalam karyanya, On the Origin of Species. Namun, teori evolusinya mengejutkan dan sangat berpengaruh. Sejak penemuan Manusia Jawa atau Java Man yang dianggap sebagai missing link yang orisinal tahun 1890, pohon keluarga manusia terus berkembang besar dengan bukti-bukti fosil yang mengaitkan manusia dengan kera purba.
Kehadiran Ida bagi sebagian peneliti merupakan salah satu rantai atau fosil transisi yang menentukan. Kontroversi mengenai benarkah Ida merupakan temuan berharga sekaligus pengisi mata rantai yang hilang mencuat. Adalah Profesor Jorn Hurum, seorang ahli fosil dari Norwegia, kemudian mempelajari fosil itu selama dua tahun untuk mengode asal-usul manusia purba.
Hasil penelitian itu sempat diuraikan di dalam PloSONE, sebuah jurnal ilmiah, sedangkan fosil dipamerkan dalam konferensi pers di New York’s Natural History Museum lebih dari sebulan lalu
Jorn Hurum yang juga dari Natural History Museum di Oslo, Norwegia, seperti dikutip National Geographics, berpandangan bahwa Ida merupakan makhluk terdekat kepada pencarian leluhur langsung manusia yang ada sekarang.
Berkelamin perempuan
Ida yang ditemukan berkelamin perempuan. Adanya ibu jari besar dan kuku yang memungkinkan makhluk itu untuk menggenggam memperkuat ciri primata. Keberadaan tulang talus di kaki mengaitkan Ida dengan evolusi manusia. Hasil sinar-X memperlihatkan adanya gigi susu dan dewasa. Namun, tidak terdapat tooth comb, bentuk gigi khas yang dimiliki lemur.
Ida memperlihatkan karakter dari evolusi nonmanusia sangat primitif (promisian, seperti lemur), tetapi sekaligus berkaitan dengan garis evolusi manusia (antropoid, seperti monyet, kera, dan manusia). Ciri itu menempatkan Ida sebagai akar evolusi antropoid, primata masa awal yang berkembang menjadi manusia sekarang.
”Fosil itu titik penting dalam pohon evolusi karena termasuk dalam kerabat tertua garis primata,” kata Brian Richmond, ahli Antropologi Biologis di George Washington University.
Perjalanan panjang
Primata termasuk makhluk baru. Bumi diperkirakan berusia 4,55 miliar tahun dan kehidupan pertama diduga muncul 3,5 miliar tahun lalu. Adapun primata pertama tidak muncul setidaknya sampai sekitar 60 juta tahun lalu atau setelah dinosaurus punah.
Makhluk mamalia yang menyerupai primata (proto-primates) diperkirakan mirip dengan tupai, baik ukuran maupun penampilannya. Berbagai bukti fosil yang sangat terbatas—kebanyakan di Afrika Utara—makhluk purba itu beradaptasi hidup di tempat hangat dan lembab.
Primata awal berkembang selama masa akhir paleosen. Mereka termasuk dalam genus Altiatlasius. Sisa tulang mereka ditemukan dalam deposit geologi berusia 60 juta tahun di Maroko.
Pada masa awal Eocene, bertepatan dengan kemunculan bentuk awal dari mamalia berplasenta. Di antara mereka ialah spesies primata yang entah bagaimana menyerupai kelompok prosimian modern, seperti lemur.
Era waktu Ida hidup sangat penting dalam sejarah bumi, yakni masa ketika cetak biru mamalia modern mulai terbentuk. Terutama setelah dinosaurus dan primata awal punah.
Ada yang berpendapat, khusus bagi primata, saat itulah primata terpecah menjadi dua cabang dalam pohon evolusinya, yakni antropoid (leluhur monyet, kera, dan manusia) serta prosimian (lemur). Ida memiliki karakter keduanya.
Dalam kajian soal evolusi, Ida bukan satu-satunya fosil yang kemudian menambahkan gambaran yang telah ada mengenai evolusi. Sekitar 35 tahun lalu, Don Johanson, seorang profesor Paleoantropologi dari Arizona State University School of Human Evolution dan Social Change menemukan fosil ”Lucy” di Hadar, Etiopia. Usia Lucy, yang diperkirakan hidup 3,2 juta tahun lalu, membuat kejutan di komunitas sains dan menarik perhatian dunia. Sejak saat itu, Lucy tetap menjadi ”pemain utama” dalam pencarian pemahaman asal-usul manusia dan evolusi. Sampai dengan kemunculan Ida.
Ditemukan di pameran
Ida pertama kali dimiliki seorang kolektor tahun 1983. Jorn Hurum yang melihat fosil itu di sebuah pameran fosil kemudian membeli dan menelitinya.
Fosil tersebut dalam kondisi sangat bagus dan 95 persen utuh sehingga memungkinkan untuk menelusuri jejak makanan terakhirnya. Para peneliti sepakat menyimpulkan bahwa Ida bukan sekadar lemur, melainkan spesies baru yang mereka sebut Darwinius masillae untuk merayakan asal-usul tempat ditemukannya, yakni Messel Pit, Jerman, sekaligus memperingati 200 tahun kelahiran Bapak Evolusi, Charles Darwin.
Preservasi fosil itu yang luar biasa juga menarik perhatian karena jarang terjadi terhadap fosil dari era Eocene, ketika primata awal melalui suatu periode evolusi yang sangat cepat. Dari masa itu, hanya ditemukan sangat sedikit fosil dan biasanya hanya berupa pecahan gigi dan tulang ekor.
Dalam kasus Ida, saking lengkapnya, peneliti bahkan dapat memeriksa bukti-bukti rambut, jaringan otot halus, dan menentukan makanan terakhirnya. Ida pemakan buah-buahan, biji-bijian, dan daun.
Penemuan fosil Ida jelas membantu para ahli dalam mengungkap tabir Teori Evolusi. Dan dunia tetap menantikan penemuan-penemuan selanjutnya.
Kehadiran Ida bagi sebagian peneliti merupakan salah satu rantai atau fosil transisi yang menentukan. Kontroversi mengenai benarkah Ida merupakan temuan berharga sekaligus pengisi mata rantai yang hilang mencuat. Adalah Profesor Jorn Hurum, seorang ahli fosil dari Norwegia, kemudian mempelajari fosil itu selama dua tahun untuk mengode asal-usul manusia purba.
Hasil penelitian itu sempat diuraikan di dalam PloSONE, sebuah jurnal ilmiah, sedangkan fosil dipamerkan dalam konferensi pers di New York’s Natural History Museum lebih dari sebulan lalu
Jorn Hurum yang juga dari Natural History Museum di Oslo, Norwegia, seperti dikutip National Geographics, berpandangan bahwa Ida merupakan makhluk terdekat kepada pencarian leluhur langsung manusia yang ada sekarang.
Berkelamin perempuan
Ida yang ditemukan berkelamin perempuan. Adanya ibu jari besar dan kuku yang memungkinkan makhluk itu untuk menggenggam memperkuat ciri primata. Keberadaan tulang talus di kaki mengaitkan Ida dengan evolusi manusia. Hasil sinar-X memperlihatkan adanya gigi susu dan dewasa. Namun, tidak terdapat tooth comb, bentuk gigi khas yang dimiliki lemur.
Ida memperlihatkan karakter dari evolusi nonmanusia sangat primitif (promisian, seperti lemur), tetapi sekaligus berkaitan dengan garis evolusi manusia (antropoid, seperti monyet, kera, dan manusia). Ciri itu menempatkan Ida sebagai akar evolusi antropoid, primata masa awal yang berkembang menjadi manusia sekarang.
”Fosil itu titik penting dalam pohon evolusi karena termasuk dalam kerabat tertua garis primata,” kata Brian Richmond, ahli Antropologi Biologis di George Washington University.
Perjalanan panjang
Primata termasuk makhluk baru. Bumi diperkirakan berusia 4,55 miliar tahun dan kehidupan pertama diduga muncul 3,5 miliar tahun lalu. Adapun primata pertama tidak muncul setidaknya sampai sekitar 60 juta tahun lalu atau setelah dinosaurus punah.
Makhluk mamalia yang menyerupai primata (proto-primates) diperkirakan mirip dengan tupai, baik ukuran maupun penampilannya. Berbagai bukti fosil yang sangat terbatas—kebanyakan di Afrika Utara—makhluk purba itu beradaptasi hidup di tempat hangat dan lembab.
Primata awal berkembang selama masa akhir paleosen. Mereka termasuk dalam genus Altiatlasius. Sisa tulang mereka ditemukan dalam deposit geologi berusia 60 juta tahun di Maroko.
Pada masa awal Eocene, bertepatan dengan kemunculan bentuk awal dari mamalia berplasenta. Di antara mereka ialah spesies primata yang entah bagaimana menyerupai kelompok prosimian modern, seperti lemur.
Era waktu Ida hidup sangat penting dalam sejarah bumi, yakni masa ketika cetak biru mamalia modern mulai terbentuk. Terutama setelah dinosaurus dan primata awal punah.
Ada yang berpendapat, khusus bagi primata, saat itulah primata terpecah menjadi dua cabang dalam pohon evolusinya, yakni antropoid (leluhur monyet, kera, dan manusia) serta prosimian (lemur). Ida memiliki karakter keduanya.
Dalam kajian soal evolusi, Ida bukan satu-satunya fosil yang kemudian menambahkan gambaran yang telah ada mengenai evolusi. Sekitar 35 tahun lalu, Don Johanson, seorang profesor Paleoantropologi dari Arizona State University School of Human Evolution dan Social Change menemukan fosil ”Lucy” di Hadar, Etiopia. Usia Lucy, yang diperkirakan hidup 3,2 juta tahun lalu, membuat kejutan di komunitas sains dan menarik perhatian dunia. Sejak saat itu, Lucy tetap menjadi ”pemain utama” dalam pencarian pemahaman asal-usul manusia dan evolusi. Sampai dengan kemunculan Ida.
Ditemukan di pameran
Ida pertama kali dimiliki seorang kolektor tahun 1983. Jorn Hurum yang melihat fosil itu di sebuah pameran fosil kemudian membeli dan menelitinya.
Fosil tersebut dalam kondisi sangat bagus dan 95 persen utuh sehingga memungkinkan untuk menelusuri jejak makanan terakhirnya. Para peneliti sepakat menyimpulkan bahwa Ida bukan sekadar lemur, melainkan spesies baru yang mereka sebut Darwinius masillae untuk merayakan asal-usul tempat ditemukannya, yakni Messel Pit, Jerman, sekaligus memperingati 200 tahun kelahiran Bapak Evolusi, Charles Darwin.
Preservasi fosil itu yang luar biasa juga menarik perhatian karena jarang terjadi terhadap fosil dari era Eocene, ketika primata awal melalui suatu periode evolusi yang sangat cepat. Dari masa itu, hanya ditemukan sangat sedikit fosil dan biasanya hanya berupa pecahan gigi dan tulang ekor.
Dalam kasus Ida, saking lengkapnya, peneliti bahkan dapat memeriksa bukti-bukti rambut, jaringan otot halus, dan menentukan makanan terakhirnya. Ida pemakan buah-buahan, biji-bijian, dan daun.
Penemuan fosil Ida jelas membantu para ahli dalam mengungkap tabir Teori Evolusi. Dan dunia tetap menantikan penemuan-penemuan selanjutnya.
Langganan:
Komentar (Atom)



